Selasa, 01 Maret 2011

s e m a n g a t !

Hei semangat, Bagaimana kabarmu hari ini? kemana perginya dirimu? Aku rindu semangatku, yang mengobarkan api di hatiku disaat dingin menerpanya, yang menguatkan tiang hatiku saat angin kencang menerpa dan berusaha menggoyahkannya. Dimana kamu? Aku rindu kamu lebih dari aku merindukan pacarku (kalau sedang punya). Hei semangat, kamu itu soulmateku. Percayalah padaku aku tidak akan pernah bisa hidup tanpamu. Hari-hariku bagai berada di gurun pasir, gersang dan sepi tiada yang menemani. Aku kering seperti pohon kurma disana, aku rapuh seperti daun yang menguning menanti angin yang menggoyahkannya dan menjatuhkannya ke tanah.

Jumat, 18 Februari 2011

Saat cinta datang menyapa kembali, aku hanya akan mengikuti arusnya. akan ku jalani setiap alirannya hingga aku tahu dimana kami akan bermuara. dia bukan sesuatu yang baru untukku, aku mencintainya jauh sebelum hari ini, sebuah badai besar pernah meghampiri kami dan menggoyahkan semua nya hingga kami terpisah jauh dalam waktu yang cukup lama. saat itu aku yakin bahwa kami tidak akan berujung disini, ini bukan ujung dari semua yang telah kami pertahankan. ya walaupun saat itu aku hanya sendiri dengan keyakinan abstrak itu tapi aku tetap yakin dengan segenap hatiku.
sekarang dia datang lagi menyapa dengan hangatnya mencairkan kebekuan diantara kami. kami meneruskan perjalanan cinta yang pernah terpisah sekian lama, aku menata kembali setiap sudut hati dengan namanya. walau kadang rasa takut dan cemas menghampiriku tapi aku tidak akan goyah, satu janjiku padamu  aku akan menjadi karang yang tak goyah di terpa ombak dan tak lapuk dimakan waktu. selamat datang cinta, disinilah sebuah perjalanan cinta kita yang nyata akan dimulai.

welcome back dear, i will always love you since the first time I met you until God separates us :-)

Jumat, 11 Februari 2011

Ikhlas...

Menerima sesuatu tentu lebih mudah dibandingkan memberi. Seperti itu pula sebuah pepatah mengatakan “tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah”. Berada di posisi “diatas” berkonotasi kepada yang lebih mulia. Maka mulialah orang-orang yang senantiasa membiasakan diri untuk memberi. Memberi sesuatu kepada orang lain adalah sesuatu yang berat. Sementara dalam keseharian kita senantiasa dituntut untuk memberi. Baik dari sudut tuntunan agama, maupun pertimbangan tuntutan hidup sosial.
Memberi sesuatu kepada orang lain bisa berupa apa saja. Harta benda, jasa, atau sekedar senyum tulus, dsb. Suatu agama atau keyakinan senantiasa menganjurkan penganutnya untuk memberi sebagai salah satu bentuk ibadah atau darma dan pengabdian. Memberi sesuatu kepada orang lain juga merupakan salah satu cara membangun jaringan hablun minal annas dan menciptakan silaturrahim. Memberi menjadi suatu penyeimbang dalam kehidupan sosial secara moril maupun materiil.
Bersedekah, berinfaq, berzakat, memberi hadiah dan bantuan jasa adalah varietas wujud dari memberi. Sukarela, tulus, ridho, ikhlas adalah sesuatu yang harus melandasi “memberi” agar dia bernilai, baik secara sosial maupun spritual. Sehingga sebahagian orang menganggap percuma suatu pemberian jika tidak dilandasi dengan hati ikhlas.
Sebenarnya bagaimanakah ikhlas itu? Jika melihat pengemis di pinggir jalan, lalu memberinya sejumlah uang atau apa saja yang ada pada kita atas dasar rasa iba dan kasihan misalnya. Itu masih sangat manusiawi. Dan belum tentu masuk kategori ikhlas. Memang terkadang kita mengenal ‘ikhlas’ atau kerelaan hati sebagai wujud cerminan dari rasa iba atau kasihan. Pernahkah kita memberi sesuatu kepada seseorang tanpa harus tahu kita kasihan atau tidak? May be yes..,may be not!
Seorang ahli hikmah mengatakan bahwa memberi sesuatu lantaran adanya sebab, seperti kasihan, prihatin, iba dsb, itu belum bisa dikategorikan sebagai ikhlas. Namun tidak lebih sebagai suatu bentuk kerelaan atau ketulusan hati saja yang bisa menjadi sebagai pemuasan hawa nafsu ego kasihan atau ego iba kita. Namun memberi atas dasar rasa kasihan atau iba pun itu sudah cukup baik. Terlebih lagi jika kita bisa berlaku ikhlas.
Berlaku ikhlas memang berat. Jika dalam memberi sesuatu masih mudah, ringan dan enteng berarti kita belum masuk dalam kategori ikhlas tapi baru sekedar rela atau tulus. Dalam memberi sesuatu kepada orang lain terkadang muncul rasa berat dalam hati kita karena berbagai faktor dan alasan. Alasan itu bisa disebabkan kurangnya biaya hidup, Tanggal tua, Lagi membutuhkan. Namun tetap saja mencoba menyisihkan untuk memberi meskipun sedikit karena dilandasi semata-mata atas nama Tuhan. Dan rasa berat itu kita ikhlas-kan meskipun masih terkesan disabar-sabarkan. Inilah yang lebih dimaksudkan sebagai ikhlas. Sekali lagi karena dia berat.
Ada perbedaan antara ikhlas dan tulus. Ikhlas itu, merelakan sesuatu yang terasa berat. Tulus itu adalah kerelaan hati karena faktor adanya rasa senang atau tidak ada beban. Ikhlas memiliki kedudukan atau derajat yang tinggi di mata Tuhan. Sehingga salah-lah orang yang mengatakan: percuma saja melakukan ini-itu jika tidak ikhlas. Persepsi orang selama ini terbalik, jika orang terlihat berat membantu atau memberi sesuatu disebut ‘tidak ikhlas’ dan begitu pula sebaliknya. Berbuat ikhlas meskipun berat, seorang mukhlis senantiasa dilandasi dengan nama Sang Maha Pencipta.
Ikhlas merupakan solusi positif menghadapi kondisi bangsa yang carut marut oleh berbagai bencana, yang diakibatkan oleh campur tangan manusia sendiri ini. Melalui bencana ini pun kita masih digebleng oleh Tuhan untuk menjadi orang yang ikhlas dalam menerima segalanya. Termasuk di dalamnya ikhlas memberi bantuan kepada korban banjir misalnya. Bencana pada bangsa ini telah membuka lebar bagi penduduknya untuk berlaku ikhlas. Semoga kita termasuk orang-orang yang ikhlas.

Selasa, 01 Februari 2011

Ada cinta di Februari

Dan kini saya ucapkan salam perpisahan pada Januari dan juga saya ucapkan selamat datang pada Februari.

Rabu, 26 Januari 2011

Di pergantian malam

Aku terlahir di dunia karena cinta
Aku tumbuh menjadi gadis remaja yang meninjak dewasa karena kasih sayang
Apa yang aku dapatkan sekarang juga karena cinta
Aku terdidik dari kedua orang tua yang baik hati dengan kasih sayang
Masih dengan rasa yang sama kutuliskan ini di pergatian malam
Ditempat dimana aku merasa paling nyaman saat ini
Dengan perasaan yang tak tentu arah, ku gerakan jariku mengikuti intuisi
Dimanakah akan kutemukan cinta hari ini
Atau mungkin ia sedang berada di suatu tempat nun jauh disana
Apakah aku bisa menemukannya disana
Entah apa yang menghinggapi hatiku saat kutuliskan tentang cinta
Barangkali ada kesepian disana
Apakah ada kekosongan didalamnya
Saat naluri berbisik melantunkan jeritan hati
Dan saat ini aku tersadar, hanya ada aku disini
Aku dan malam ....





with love in Somewhere,

            Doremi

Senin, 24 Januari 2011

read it !

bacalah...
sebuah kata yang sederhana tapi syarat makna,  banyak orang di dunia yang mulai meninggalkan budaya membaca. barangkali mereka sudah mulai jenuh untuk berfikir mendalam sehingga tak sedikit yang lebih memilih untuk menonton siaran berita daripada membaca dari media cetak. terkadang saya sendiri juga begitu, saya tipe orang yang malas apabila di sodori sebuah bacaan koran, barangkali saya belum pernah khatam membaca koran setiap hari. saya ini punya hobi membaca, tapi saya malas membaca koran sungguh ironis!. setelah saya telusuri ternyata ada seperti satu ikatan emosional (saa sebut seperti ikatan emosional biar lebih gampang di definisiin aja sih) kita dengan sebuah jenis buku yang akhirnya menjadikan kita akrab dengan buku-buku dari jenis itu. misanya saya, saya lebih suka membaca buku psikologi dengan jumlah halaman ratusan dibandingkan dengan koran kompas yang hanya beberapa puluh halaman. kenapa saya suka buku psikologi? karena memang saya memiliki ikatan emosional dengan jenis-jenis buku tersebut, dan hal pertama yang sering saya lakukan saat saya masuk toko buku gramedia adalah menuju rak buku psikologi. seperti halnya penikmat musik jazz akan malas mendengar musik rock, padahal jazz dan rock keduanya sama-sama masuk kategori musik kan, atau sebaliknya
. dan akhirnya saya sadari bahwa membaca bukan merupakan sebuah hobi melainkan kebutuhan. mengapa ada orang yang suka membaca majalah?
mereka butuh membaca majalah karena mereka ingin tahu gosip dunia artis minggu ini.
saya tidak percaya jika ada orang berkata "aku nggak suka baca dan ngga ada minat baca". buktinya dari taman kanak-kanak sampai sma atau bahkan bangku kuliah atau dalam dunia kerja semua orang di tuntut untuk membaca walaupun dengan frekuensi yang berbeda-beda. dan ayah saya pernah bilang "jangan pernah menyerah saat kamu belajar. baca dan perhatikan maka kamu akan tahu"

Jumat, 21 Januari 2011

the girl behind the screen

ya saya, gadis dibaik layar yang dengan sengaja menyembunyikan identitas saya kepada khalayak di luar sana. kenapa? tidak apa-apa, kedengarannya aneh, memang. hehe
itulah saya, tidak mau seseorang menganal dan berteman dengan saya dengan melihat apa yang ada di belakang saya, sekalipun itu di dunia maya. saya ingin bergaul sebagai diri saya bukan membawa nama seseorang atau dengan embel-embel jabatan, kampus, fakultas atau apa lah. saya ingin menari teman dengan pola pikir saya, bukan dengan bawaan saya. di blog ini anda tidak akan menemukan sesuatu identitas spesifik tentang saya. walaupun saya ada di dunia maya tapi percayalah saya akan tampak nyata untuk anda semua. meskipun saya tidak menjelaskan secara spesifik tentang diri saya mohon maaf untuk hal tersebut. akan tetapi saya tidak akan menutup pintu silaturahmi kepada anda yang ingin bersilaturahmi dengan saya secara pribadi. terimakasih untuk teman-teman blogger yang sudah berkenan mampir dan membaca posting saya, wasana cekap semanten mbok bilih wonten kalepatan dalem nyuwun agunging pangapunten :)

;;

By :
Free Blog Templates